— Meraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dan Pemain Terbaik Eropa (Ballon d'Or) ternyata bukan puncak dari pencapaian prestasi Lionel Messi. Penyerang Barcelona asal Argentina itu justru terus merajalela dan memamerkan kehebatannya.
Saat ini memang masih menjadi masa-masa Messi. Era bintang kecil yang masih berumur 22 tahun. Melihat usianya yang masih muda, bukan tak mungkin sinarnya masih panjang dan kian berkilau.
Tak habis-habis dia membuat orang kagum kepadanya. Dalam pekan-pekan ini, dia tampil begitu berpengaruh dan menjadi pembeda dalam pertandingan.
Saat melawan Valencia dalam lanjutan Divisi Primera La Liga, Minggu (14/3/2010), dia menjadi bintang lapangan. Ia bersama Barcelona sempat kesulitan membongkar pertahanan Valencia yang memang kokoh dan termasuk lawan terberat "El Barca" di Spanyol.
Namun, kesulitan itu dipecahkan oleh Messi. Dia bahkan mencetak hattrick (tiga gol) untuk membawa kemenangan timnya 3-0. Hebatnya, tiga gol dia cetak dengan cara mengesankan. Dia membawa bola, melewati adangan lawan, kemudian melepaskan tendangan akuratnya. Dua gol dari kaki kiri yang merupakan spesialisasinya, satu gol dari kaki kanannya. Messi pun sementara menjadi top scorer Divisi Primera dengan 22 gol.
Messi tak hanya memiliki keterampilan hebat dalam menggiring bola dan menghindari lawan. Dia punya filosofi kuat dalam bermain. Baginya, begitu menguasai bola, dia langsung maju menyerang. Seolah, mengembalikan bola ke belakang tak pernah ada ada dalam kamusnya. Messi pun sering mampu melewati penjagaan lawan.
Hal itu kembali dia lakukan saat membela Barcelona melawan Stuttgart pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Rabu atau Kamis (18/3/2010). Faktor Messi menjadi penentu kemenangan "El Barca" 4-0 sekaligus lolos ke perempat final dengan agregat 5-1.
Gol pertama yang dia buat juga sangat mengesankan. Setelah menerima umpan dari Yaya Toure, dia langsung maju ke jantung pertahanan lawan. Empat bek langsung menghadangnya. Namun, dia bisa mengkreasi ruang tembak dan melepaskan bola dari luar kotak penalti dan gol.
Gol keduanya tak jauh berbeda dan masih dari luar kotak penalti. Adangan lawan bukan berarti telah tertutup baginya. Dia memutar tubuh, mengelabui lawan, hingga mendapatkan ruang. Kesempatan singkat itu langsung dia manfaatkan untuk membuahkan gol.
Gol ketiga yang dicetak Pedro Rodriguez juga berawal dari kreasinya. Dia dengan cepat mengetahui pergerakan Yaya Toure yang masuk ke area penalti lawan. Messi langsung memberikan bola kepadanya. Toure kemudian memberi umpan kepada Pedro yang kemudian mengubahnya menjadi gol.
Meski gol keempat yang dicetak Bojan Krkic bukan berasal dari kreasinya, secara keseluruhan, bintang utama partai itu tetap Messi. Dia memiliki peran kuat membawa kemenangan timnya.
Bukan tak mungkin, dia akan terus beraksi menjadi penentu kemenangan Barcelona dalam upaya mempertahankan gelar Liga Champions dan Divisi Primera.
Tugas besar juga menantinya pada Piala Dunia 2010. Kehebatannya sangat diharapkan muncul bersama Argentina.
Tak diragukan, ini adalah masa-masa Messi. Era bintang mungil yang sulit dihentikan, kecuali oleh cedera. Kini, tinggal bagaimana dia menjaga eranya dengan memelihara kehebatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar